Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 29 Teater Sendiri yang jatuh pada 25 Juni 2019 diperingati dengan menggelar panggung seni di halaman Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Dareah Sulawesi Tenggara. Sejumlah seniman lokal yang juga merupakan bagian dari Teater Sendiri berkumpul dalam satu panggung pertunjukkan.
Beragam kesenian dipersembahkan. Mulai dari pembacaan puisi, musikalisasi puisi, baca cerpen, hingga improvisasi teater. Persembahan diakhiri dengan diskusi tentang perjalanan dan masa depan kesenian khususnya seni pertunjukan di Sultra.
Berbuat adalah yang terbaik, demikianlah moto kemunitas Teater Sendiri (TS) Kendari yang berdiri sejak 1992. Di tengah hiruk pikuk perkembangan teknologi digital, Teater Sendiri yang dimotori Achmad Zain, terus berupaya untuk merawat dan menjaga eksistensi para seniman di kota ini.
Seni adalah hidup bagi para pelakunya, dan Teater Sendiri telah membuktikan itu. Untuk terus ada dan berkarya, lewat panggung dan keseniaan meski di tengah keterbatasan pandemi Covid-19.
Ketua sekaligus pendiri Teater Sendiri Kendari, Achmad Zain mengaku, pengembangan seni dan literasi semuanya berawal dari para pelaku seni itu sendiri. Semua harus mampu menghargai dan mengangkat kesenian melalui perbuatan nyata.
“Kita harus berani membuat ruang dan menciptakan momen, jangan menunggu momen. Berbuat dan berbuat saja terus,” ucapnya.
Salah satu panitia pelaksana sekaligus pelaku Sutradara Teater Sendiri, Al Galih mengungkapkan, dalam perjalanan teater sendiri selama 29 tahun, telah melahirkan seniman dan sastrawan dengan latar belakang yang berbeda.
“Saya memulai semuanya dari nol, saya sebelumnya tidak mengenal kesenian sama sekali. Di sinilah saya belajar menulis cerpen, puisi, novel dan berteater dan alhamdulillah saya sudah bisa itu semua. Bagi saya teater sendiri di Sultra adalah yang terbaik,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran teater sendiri mampu mensugesti dirinya untuk terus berbuat dan berkarya. Tak hanya ia, hampir seluruh anggota teater sendiri juga telah berhasil menemukan jalan kesenian masing-masing. Terbukti dengan anggota teater yang kini aktif sebagai, sutradara teater, fotografer, penulis, artistik panggung, dan masih banyak yang lain.
Sementara, panitia pelaksana sekaligus pegiat seni dan literasi di Sultra, Syaifuddin Gani berharap, apa yang telah dibangun dan telah dijaga teater sendiri dalam merawat kesenian di Sultra, bisa melahirkan banyak sastrawan maupun pelaku kesenian yang hebat.
Ia berharap dengan terselenggaranya panggun seni tersebut, dapat menjadi momen menyatukan ide dan pandangan para anggota untuk bekerja membangun seni dan sastra di Sultra, juga memacu para pelaku sekaligus pegiat seni dan sastra di Sultra untuk terus melahirkan karya.
Panggung seni yang digelar oleh komunitas teater sendiri dilaksanakan selama dua hari, yakni 25 Juni hingga 26 Juni 2021 yang berpusat di halaman Dinas Perpustakan dan Kearsipan Daerah Sultra serta Galeri Masjidi. Kegiatan itu dihadiri kurang lebih 100 orang, dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) ketat, seperti wajib mengenakan masker dan menjaga jarak satu sama lain.
“Berbuat adalah yang terbaik diasosiasikan sebagai berkarya adalah yang terbaik, dan hal ini sudah tertanam pada setiap relawan di teater sendiri, yang mendasari proses penciptaan di Teater Sendiri,” imbuhnya.
Penulis: Randi Ardiansyah
Editor : Zainal Ishaq